-->

250+ Perintah Excel yang Wajib Dikuasai Beserta Contohnya

250+ Perintah Excel yang Wajib Dikuasai Beserta Contohnya disertai rumus yang mudah difahami

Apakah Anda ingin mempercepat pekerjaan, mengoptimalkan penggunaan spreadsheet, atau meningkatkan keterampilan Excel secara menyeluruh? 

Di artikel ini, Anda akan menemukan solusi yang tepat. Kami telah mengumpulkan 250 lebih perintah Excel yang paling penting dan efisien untuk membantu Anda menguasai alat ini. 

Dari perintah dasar hingga perintah yang lebih kompleks, kami akan membahas berbagai aspek Excel yang akan memperluas kemampuan Anda dalam menganalisis data, membuat grafik yang menarik, dan melakukan tugas-tugas lainnya dengan lebih efektif. 

Tidak hanya itu, kami juga akan membagikan strategi praktis untuk menerapkan perintah-perintah ini dalam kerja, sehingga Anda dapat meraih keunggulan kompetitif dan mencapai hasil yang lebih baik.


250+ Perintah Excel yang Wajib Dikuasai Beserta Contohnya

Berikut adalah perintah Excel yang terorganisir berdasarkan kategori:


Daftar perintah excel lengkap

Kategori: Perintah Dasar Excel

Contoh penggunaan beberapa perintah Excel dalam kategori Perintah Dasar Excel:

1. SUM:

   Contoh: =SUM(A1:A5)

   Penjelasan: Menjumlahkan nilai dalam rentang sel A1 hingga A5.


2. AVERAGE:

   Contoh: =AVERAGE(B1:B10)

   Penjelasan: Menghitung rata-rata dari nilai dalam rentang sel B1 hingga B10.


3. COUNT:

   Contoh: =COUNT(C1:C10)

   Penjelasan: Menghitung jumlah sel yang berisi angka dalam rentang sel C1 hingga C10.


4. MAX:

   Contoh: =MAX(D1:D8)

   Penjelasan: Menemukan nilai terbesar dalam rentang sel D1 hingga D8.


5. MIN:

   Contoh: =MIN(E1:E6)

   Penjelasan: Menemukan nilai terkecil dalam rentang sel E1 hingga E6.


6. ROUND:

   Contoh: =ROUND(F1, 2)

   Penjelasan: Membulatkan nilai dalam sel F1 menjadi dua angka desimal.


7. ABS:

   Contoh: =ABS(G1)

   Penjelasan: Mengembalikan nilai absolut dari sel G1.

Contoh lain:

=ABS(-5)

Hasilnya adalah 5. Perintah ABS mengubah angka negatif (-5) menjadi positif (5) dengan menghilangkan tanda negatif.

Contoh lain:

=ABS(A2)

Jika sel A2 berisi angka -10, maka hasilnya akan menjadi 10. Perintah ABS akan mengembalikan nilai absolut dari angka yang ada dalam sel A2, menghilangkan tanda negatif.

Contoh lain:

=ABS(B1-B2)

Jika sel B1 berisi angka 8 dan B2 berisi angka 5, maka hasilnya adalah 3. Perintah ABS mengembalikan nilai absolut dari selisih antara angka dalam sel B1 dan B2, sehingga mengabaikan tanda negatif jika ada.

Perintah ABS berguna dalam berbagai situasi, seperti saat Anda ingin menghitung jarak mutlak, membandingkan perbedaan antara angka positif dan negatif, atau ketika Anda hanya ingin melihat nilai absolut dari suatu angka tanpa memperhatikan apakah itu positif atau negatif.


8. CEILING:

   Contoh: =CEILING(H1, 100)

   Penjelasan: Membulatkan nilai dalam sel H1 ke kelipatan 100 ke atas.

Perintah CEILING digunakan untuk membulatkan nilai ke atas ke kelipatan tertentu. 

Contoh lain:

=CEILING(9.5, 1)

Hasilnya adalah 10. Perintah CEILING membulatkan angka 9.5 ke kelipatan 1 ke atas, sehingga menjadi 10.

Contoh lain:

=CEILING(18.3, 5)

Perintah CEILING akan membulatkan angka ke atas ke kelipatan yang ditentukan. Dalam contoh tersebut, angka 18.3 akan dibulatkan ke atas ke kelipatan 5 terdekat. Karena 20 adalah kelipatan 5 terdekat yang lebih besar dari 18.3, maka hasilnya akan menjadi 20.

Contoh lain:

=CEILING(A2, 0.1)

Jika sel A2 berisi angka 7.8, maka hasilnya akan menjadi 7.9. Perintah CEILING membulatkan angka dalam sel A2 ke kelipatan 0.1 ke atas.

Perintah CEILING berguna ketika Anda ingin membulatkan nilai ke atas agar sesuai dengan batasan atau kelipatan tertentu. Misalnya, dalam pengaturan harga, Anda mungkin perlu membulatkan harga ke atas ke kelipatan 10 atau 100. Perintah CEILING dapat membantu Anda dalam situasi tersebut.


9. FLOOR:

   Contoh: =FLOOR(I1, 0.5)

   Penjelasan: Membulatkan nilai dalam sel I1 ke kelipatan 0.5 ke bawah.


10. PRODUCT:

    Contoh: =PRODUCT(J1:J5)

    Penjelasan: Mengalikan semua nilai dalam rentang sel J1 hingga J5.


11. FACT:

    Contoh: =FACT(K1)

    Penjelasan: Menghitung faktorial dari nilai dalam sel K1.


12. POWER:

    Contoh: =POWER(L1, 2)

    Penjelasan: Menghitung pangkat dua dari nilai dalam sel L1.


13. SQRT:

    Contoh: =SQRT(M1)

    Penjelasan: Menghitung akar kuadrat dari nilai dalam sel M1.


14. LOG:

    Contoh: =LOG(N1)

    Penjelasan: Menghitung logaritma basis 10 dari nilai dalam sel N1.


15. EXP:

    Contoh: =EXP(O1)

    Penjelasan: Menghitung nilai eksponensial (e pangkat x) dari nilai dalam sel O1.

Contoh 1:

=EXP(2)

Hasilnya adalah 7.389056099. Perintah EXP menghitung nilai eksponensial dari angka 2, yang merupakan e pangkat 2.

Contoh 2:

=EXP(-1)

Hasilnya adalah 0.3678794412. Perintah EXP menghitung nilai eksponensial dari angka -1, yang merupakan e pangkat -1.

Contoh 3:

=EXP(A2)

Jika sel A2 berisi angka 3, maka hasilnya akan menjadi 20.08553692. Perintah EXP menghitung nilai eksponensial dari angka dalam sel A2, yaitu e pangkat 3.

Perintah EXP berguna saat Anda perlu menghitung pertumbuhan eksponensial, nilai bunga, atau situasi lain di mana Anda perlu menghitung nilai eksponensial dari angka.


16. RAND:

    Contoh: =RAND()

    Penjelasan: Menghasilkan angka acak antara 0 dan 1.


17. RANDBETWEEN:

    Contoh: =RANDBETWEEN(P1, P2)

    Penjelasan: Menghasilkan angka acak antara nilai dalam sel P1 dan P2.


18. COUNTA:

    Contoh: =COUNTA(Q1:Q10)

    Penjelasan: Menghitung jumlah sel yang berisi nilai (termasuk teks) dalam rentang sel Q1 hingga Q10.


19. COUNTBLANK:

    Contoh: =COUNTBLANK(R1:R5)

    Penjelasan: Menghitung jumlah sel kosong dalam rentang sel R1 hingga R5.


20. COUNTIF:

    Contoh: =COUNTIF(S1:S10, ">50")

    Penjelasan: Menghitung berapa kali nilai lebih besar dari 50 muncul dalam rentang sel S1 hingga S10.


21. COUNTIFS:

    Contoh: =COUNTIFS(T1:T10, ">50", U1:U10, "<100")

    Penjelasan: Menghitung berapa kali kondisi ganda terpenuhi dalam rentang sel T1 hingga T10 (nilai lebih besar dari 50) dan U1 hingga U10 (nilai kurang dari 100).


22. SUMIF:

    Contoh: =SUMIF(V1:V10, "Merah", W1:W10)

    Penjelasan: Menjumlahkan nilai dalam rentang sel W1 hingga W10 yang sesuai dengan kriteria "Merah" dalam rentang sel V1 hingga V10.


23. SUMIFS:

    Contoh: =SUMIFS(X1:X10, V1:V10, "Merah", W1:W10, ">50")

    Penjelasan: Menjumlahkan nilai dalam rentang sel X1 hingga X10 yang memenuhi kondisi ganda: "Merah" dalam rentang sel V1 hingga V10 dan lebih besar dari 50 dalam rentang sel W1 hingga W10.


24. AVERAGEIF:

    Contoh: =AVERAGEIF(Y1:Y10, "Merah", Z1:Z10)

    Penjelasan: Menghitung rata-rata nilai dalam rentang sel Z1 hingga Z10 yang sesuai dengan kriteria "Merah" dalam rentang sel Y1 hingga Y10.


25. AVERAGEIFS:

    Contoh: =AVERAGEIFS(AA1:AA10, Y1:Y10, "Merah", Z1:Z10, ">50")

    Penjelasan: Menghitung rata-rata nilai dalam rentang sel AA1 hingga AA10 yang memenuhi kondisi ganda: "Merah" dalam rentang sel Y1 hingga Y10 dan lebih besar dari 50 dalam rentang sel Z1 hingga Z10.


26. MEDIAN:

    Contoh: =MEDIAN(AB1:AB10)

    Penjelasan: Menghitung median dari nilai dalam rentang sel AB1 hingga AB10.


27. MODE:

    Contoh: =MODE(AC1:AC10)

    Penjelasan: Menghitung modus (nilai yang paling sering muncul) dari rentang sel AC1 hingga AC10.


28. LARGE:

    Contoh: =LARGE(AD1:AD10, 3)

    Penjelasan: Mengembalikan nilai ketiga terbesar dari rentang sel AD1 hingga AD10.


29. SMALL:

    Contoh: =SMALL(AE1:AE10, 2)

    Penjelasan: Mengembalikan nilai kedua terkecil dari rentang sel AE1 hingga AE10.


30. CONCATENATE:

    Contoh: =CONCATENATE(AF1, " ", AG1)

    Penjelasan: Menggabungkan isi sel AF1 dan AG1 dengan spasi di antara mereka.


1 2 3 4 5 6 7 8
LihatTutupKomentar