-->

Dongeng Monyet yang Merubuhkan Pohon

Cerita Dongeng monyet yang merubuhkan pohon ini berkisah tentang warga monyet yang ingin menjatuhkan pemimpin yang sah.
Hai pembaca selamat berjumpa dalam artikel yang berjudul Dongeng Monyet yang Merubuhkan Pohon ini. Bercerita tentang kisah seekor monyet yang memaksakan keinginan.

Namun keinginan tersebut adalah pemaksaaan kehendak yang salah. Apakah dia akan berhasil mewujudkan keinginannya? Yuk kita simak kisah lengkapnya.


Cerita Dongeng Monyet yang Merubuhkan Pohon.

Di suatu rimba ada seekor monyet yang bernama Kardun. Dia hidup bersama monyet-monyet yang lain dalam sebuah koloni. Mereka menempati pohon yang paling besar di antara pohon yang ada.

Kumpulan monyet ini dipimpin oleh seorang kepala suku. Monyet yang baik dan bijaksana. Namun sayang usianya sudah tua. Saatnya untuk istirahat dan berhenti jadi pemimpin kaumnya.

Demi menyadari kesanggupan dirinya yang mulai berkurang, akhirnya Sang kepala suku memutuskan untuk mengadakan sebuah acara untuk pemilihan pemimpin baru bagi koloni tersebut.

Rakyatpun memahami keinginan sang kepala suku dan mendukung acara tersebut. Mereka menyiapkan segala sesuatunya baik berupa makanan dan minuman.

Dongeng monyet yang merubuhkan pohon

Pemilihan Pemimpin Baru.

Setelah masing-masing monyet berdiskusi akhirnya diajukan dua bakal calon yang nantinya akan dijadikan pemimpin dari kumpulan monyet ini.

Si Kardun sebagai salah seorang rakyat tentu saja mempunyai jagoannya sendiri. Dia rajin dan getol mempromosikan pilihannya kepada monyet yang lain.

Berbagai usaha, cara dan taktik ia lakukan demi terpilihnya sang calon yang dia usung menjadi pemimpin yang baru kawanan monyet itu. Walau banyak menerima penolakan, namun dia gigih untuk terus melanjutkan kerjanya.

Hingga akhirnya hari pemilihan tiba. Semua rakyat monyet bersuka ria. Memilih pemimpin yang baru sesuai dengan keinginannya. Mereka berpesta dengan makan bersama-sama.

Setelah melalui proses pemilihan dan perhitungan suara akhirnya kini kawanan monyet tersebut mempunyai seorang pemimpin baru. Tentu saja diiringi dengan kegembiraan para monyet.

Kecewa Membawa Malapetaka.

Namun diantara para monyet yang sedang bergembira ada seekor monyet yang kesal, marah dan kecewa. Dia adalah si Kardun. Jagoannya kalah dalam pemilihan ini. Hal itu membuatnya sakit hati.

Maka beberapa waktu kemudian setelah acara pemilihan usai si Kardun menjalankan siasat. Dia ingin menjatuhkan pemimpin yang baru dengan pemimpin pilihannya.

Fitnah Keji.

Dia menghembuskan isu-isu, fitnah dan ujaran kebencian. Pokoknya segala cara dia lakukan demi memuaskan keinginannya yaitu jagoan dia menjadi penguasa baru kawanan monyet itu.

Karena usahanya yang keras dan tidak kenal malu apalagi merasa bersalah akhirnya membuahkan hasil nyata. Kini sebagian dari kawanan monyet itu mendukung si Kardun untuk menjatuhkan sang pemimpin baru.

Tiap hari mereka mencemooh segala hal yang dilakukan oleh pemimpin baru mereka. Maksudnya agar rakyat monyet tidak percaya lagi dan meminta dia mundur.

Namun ternyata hal itu tidak membuahkan hasil. Kenyataan yang ada hanyalah rasa permusuhan masing-masing pendukung. Karena hal ini kesejahteraan mereka tidak mengalami peningkatan.

Menggulingkan Kekuasaan.

Hingga akhirnya disuatu waktu si Kardun nekad. Dia berencana untuk menjatuhkan si pemimpin baru dari pohon. Berharap dia celaka dan tidak bisa memimpin.

Setelah rencana matang mereka mulai menjalankan aksinya. Tiap monyet pendukung si Kardun menggoyang-goyang pohon tempat mereka tinggal.

Namun ternyata monyet yang setia terhadap pemimpin yang sah melakukan perlawanan.

Terjadilah tarik menarik cabang pohon. Karena kacaunya keadaan membuat pohon itu akhirnya rubuh. Tak sedikit korban yang luka bahkan ada pula yang meninggal.

Semua monyet terjatuh ke tanah. Termasuk sang pemimpin baru dan si Kardun sendiri. Untuk sesaat mereka menyelamatkan diri masing-masing dan keluarganya.

Sadar.

Hingga ketika keadaan menjadi normal. Kini mereka berkumpul kembali.

Sang pemimpin berkata: "Apakah ini yang kau inginkan Kardun?"

"Bukan. Tadinya aku hanya berniat untuk menjatuhkanmu. Tapi tidak berniat menjatuhkan semua," jawab si Kardun lesu.

"Dan tadinya engkaupun merasa paling benar begitu bukan?" ucap sang pemimpin.

"Benar," angguk si Kardun.

"Setelah kejadian ini bagaimana. Apakah engkau masih berniat untuk menjatuhkan seorang pemimpin hanya karena si pemimpin itu bukan pilihanmu?'

"Tidak."

"Bagus. Namun semua perbuatan jahat harus ada hukumnya. Kini engkau aku hukum. Bagaimana menurutmu?"

"Aku salah dan siap menerima hukuman."

Penutup.

Semenjak kejadian itu ikatan persatuan diantara kelompok monyet semakin kuat. Mereka mencoba menata kehidupan yang lebih baik agar dimasa mendatang mereka tetap menikmati kedamaian dan kenikmatan hidup di hutan belantara itu.

Pelajaran yang bisa diambil dari dongeng monyet yang merubuhkan pohon ini adalah kita harus taat pada hukum yang berlaku. Walau kecewa mesti mengikuti hasil musyawarah dan demokrasi.

Mencoba menggulingkan kekuasaan yang sah sama dengan menggulingkan dirinya sendiri. Dan membuat semua warga negara akan mendapat imbas dari perpecahan dan hancurnya negara tersebut.

Demikian kisah atau cerita Dongeng Monyet yang merubuhkan pohon ini. Semoga bisa menjadi pelajaran dan ada manfaat yang bisa diambil dari cerita ini. Salam hangat.
LihatTutupKomentar