-->

Kisah Mancing di Waduk Jatigede Sumedang

Seluk beluk tentang informasi mancing di Waduk Jatigede Sumedang kami kupas sedetail mungkin untuk mancing mania

Anda ingin mancing di waduk Jatigede Sumedang? Tetapi tidak tahu bagaimana keadaan lokasi, umpan apa yang mesti dipakai, ikan apa saja yang ada dan perlengkapan apa yang diperlukan di sana. 

Artikel ini akan mengupas tuntas semuanya, sehingga membantu anda mendapatkan informasi yang lengkap.

Selamat membaca.


Kisah Mancing di Waduk Jatigede, Sumedang

Saudara penulis mengajak mancing pada hari Jum'at. Sebagai seorang pemancing yang senang alam liar, tentunya ajakan ini susah untuk ditolak.

Akhirnya, setelah Jum'atan kita berangkat. Karena penulis penduduk Leuwigoong Garut, maka rute yang kita pilih adalah lewat jalur Limbangan.


Pemandan waduk jatigede sumedang

Rute Mancing

Ketika melewati alun-alun Limbangan, kita belok kiri menuju arah Selaawi. Setelah beberapa lama perjalanan, kita belok kanan mengambil jalur alternatif.

Ini menghemat perjalanan sejauh 3 kilo meter.

Jika pembaca ingin mengikuti rute kami dan menghemat waktu perjalanan, ikuti petunjuk berikut.

Setelah menemukan BRI atau Indomaret Selaawi kita akan menemui lembah pesawahan yang posisinya ada di kanan perjalanan.

Setelah itu jalanan akan menanjak, kita akan temui ada jalan masuk pertama ke kanan, lewati saja.

Namun berikutnya kita akan menemui satu jalan masuk lagi. Nah, baru di sini kita belok. Hati-hati, jalannya tidak terlalu ramai, kemungkinan terlewat bisa terjadi. Silahkan belok di sini.

Jika tidak yakin, bisa menanyakan kepada penduduk setempat sebelum pembaca memutuskan untuk mengambil jalur tersebut.

Rutenya cukup menantang, karena banyak tanjakan dan turunan divariasikan dengan belokan yang tajam. 

Namun pemandangan yang ada begitu indah. Melewati perkampungan, lembah, tempat pengolahan sagu dan lainnya. 

Nanti kita akan keluar di Cidomas. Selepas Desa Tamansari Cibugel, menjelang hutan pinus, jalanan kurang begitu bagus. Silahkan berhati-hati.

Walau jalanan kurang begitu mulus, namun pemandangan alam yang tersedia lebih indah lagi. Instagramable, atau jika kita youtuber, bisa membuat video cinematic karena bagusnya obyek yang ada.

Kita disuguhi pemandangan hutan pinus, pesawahan di lembah dan bukit, sungai dengan bebatuan yang alami. Kurang apalagi.

Setelah melewati perbukitan dan gunung, terakhir kita akan tiba di kecanatan Darmaraja, bertemu dengan pertigaan jalan raya Sumedang-Wado.  

Di sini kita bisa membeli perlengkapan untuk mancing. Seperti umpan dan makanan. Tempatnya ada di seberang jalan.

Jika sudah, kita bisa melanjutkan perjalanan ke arah Desa Cieunteung.Lokasi ini jika kita datang dari arah Garut ada di arah kiri. 


Umpan Mancing

Umpan mancing di Waduk Jatigede yang perlu dipersiapkan adalah:

  1. Lumut busa
  2. Pelet 781
  3. Beras Menir/beunyeur

Mungkin pembaca bertanya kenapa mesti lumut busa bukan yang biasa. Karena di sini, umpan yang jalan adalah umpan tersebut.

Namun jika mempunyai biaya lebih atau ragu, bisa juga kita persiapkan untuk membeli lumut biasa sebagai tambahan.

Sepertinya kita perlu membawa lumut biasa ini dari rumah, sepenglihatan penulis, di sini tidak menjual lumut atau lukut biasa.

Kenapa mesti membeli lumut, karena ikan ramai yang ada di bendungan Jatigede adalah:

  • Ikan Nila
  • Ikan Toman
  • Ikan Patin


Ikan Nila adalah ikan incaran para pemancing di sini. Oleh karena itu kita wajib membawa umpan lumut busa tersebut jika ingin pulang membawa banyak ikan.

Setelah itu umpan yang mesti kita pertimbangkan untuk dibeli adalah jangkrik, cacing sawah, cacing tanah.

Umpan Cacing selain sebagai alternatif untuk ikan Nila, juga untuk mengakali ikan Toman dan ikan Patin. Sedangkan Jangkrik, adalah umpan utama untuk kedua jenis ikan tersebut.

Atau, kita bisa membawa umpan Katak hidup dari rumah, jika ingin mendapatkan ikan Toman. 

Itulah gambaran umpan yang mesti kita persiapkan. Jika sudah selesai dengan urusan umpan, saatnya kita meneruskan perjalanan. 

Seperti dikatakan di awal, jika pembaca ingin mengikuti jejak kami, inilah yang kami lakukan.

Ketika itu kami kembali menyebrang jalan, setelah membeli barang-barang persiapan. 

Untuk lebih jelasnya, kita datang dari Limbangan, jika tidak membeli persiapan, kita ambil jalan atau belok kiri. Jika belok kanan itu arah Wado.

Nanti kita akan bertemu dengan wilayah Cieunteung. Jika bertemu dengan SD Cieunteung yang posisinya di kiri, maka kita mesti belok kanan, masuk ke perkampungan.

Perjalanan kita sudah tepat, ketika kita masuk, menemukan SMK Inovasi Mandiri di sisi kanan jalan.

Terus lakukan perjalanan hingga tiba kampung Pasir Kanaga. Lokasinya pas di pinggir danau Jatigede.

Kami menggunakan jasa rakit yang ada di tengah bendungan dekat bukit yang terendam, milik Pak Entis. Posisi warung milik beliau ini ada di sebelah kiri jalan.

Biaya sewanya adalah:

  • Rakit 25.000 per orang
  • Biaya parkir motor 5.000 per malam


Perlengkapan yang Diperlukan

Tempat kita mancing nantinya adalah sebuah rakit bambu di atas air. Dimana rakit tersebut tidak ada penutup samping, hanya ada atap saja.

Oleh karena itu perlengkepan mancing di Jatigede yang perlu disiapkan adalah:

  • Sleeping bag
  • Jaket, sepatu, sajadah, sarung untuk solat (juga bisa dipakai sebagai selimut), sarung tangan, topi.
  • Lampu penerangan. (Rakit Pak Entis ada lampunya menggunakan aki sebagai sumber dayanya).

Sebagai gambaran, rakit yang terbuka menyebabkan angin dingin yang datang ke arah kita tidak ada penghalangnya.

Oleh karena itu jika kita tidak membawa perlengkapan tersebut, jangan harap bisa tidur nyenyak.

Berbagi pengalaman saja, penulis tidur di atas hamok dengan kaos kaki, memakai sweeter, dirangkap dengan jaket, sarung dan sajadah ternyata dada masih terasa dingin.

Bayangkan jika perlengkapan kita minim. Pastinya akan sangat tersiksa sekali.

Uap air dari bawah beserta tiupan angin yang berhembus dari sekitar rakit akan menyiksa kenyamanan tidur kita.


Tantangan Mancing

Selain tentunya angin yang dingin, ikan liar yang ada di waduk Jatigede, tantangan lainnya adalah rakit itu sendiri.

Kenapa dengan rakitnya?

Rakit ini dibuat mengambang di atas air tanpa ada fondasi tancapan ke dasar waduk.

Maka selama kita memancing, rakit tersebut akan selalu bergoyang, apalagi jika ada ombak datang.

Jika pembaca mempunyai penyakit mabuk darat atau air, sepertinya tempat ini akan sangat menantang untuk anda taklukan.

Kecuali kita menyiasatinya dengan:

1. Memancing di tanah sisi danau tersebut. Tentunya, jika kita memutuskan untuk mancing di sini, harus membawa tenda sendiri. Dan mesti repot mencari-cari spot mancing yang baik dan nyaman.

2. Jika memancing di tengah, kita bisa menyewa rakit yang posisinya memungkinkan kita untuk turun ke tanah bukit. Dan sepertinya kita pun perlu membawa tenda sendiri.

Kita bisa memakai rakit untuk mancing hingga waktunya tidur. Nanti kita gunakan tenda sebagai tempat tidur.


Cerita Mancing di Waduk Jatigede

Kami berangkat sore hari diantar perahu. Setelah berputar-putar sebentar mencari rakit yang dirasa bagus, akhirnya kami mendarat.

Bongkar dan setel perlengkapan kami lakukan. Setelah selesai, mulai turun mancing.

Sayang, saat itu, mungkin dikarenakan air yang dingin karena pengaruh cuaca, ikan Nila tidak satupun yang bisa kami dapatkan.

Hingga menjelang tidur hanya 1 ikan Boboso atau Boloso yang kami dapatkan. Melihat hal ini kita putuskan untuk istirahat.

Pagi hari, semangat baru. Kita mulai lagi acara mancingnya dengan umpan dan harapan yang baru.

Namun sayang, ikan Nila buruan tetap tidak mau memakan umpan yang kami sediakan. Teman penulis mendapatkan ikan Sapu-Sapu yang kegarong ketika menarik pancingan dengan kencang. Bukan suatu keberuntungan.

Namun sebelum duhur penulis mendapatkan 1 ikan Nila Jajalon setelapak jari.

Tadinya kami pikir, ini adalah start atau langkah awal yang bagus. Dan selanjutnya kami akan pesta strike ikan Nila Badot.

Namun harapan tinggal harapan. Hingga sore hari, hanya 1 ikan itu yang kami dapatkan.

Penulis mencoba mengakali ikan Toman dengan lure ikan-ikanan dan ikan Patin dengan umpan ikan Bloso, hasilnya nihil juga.

Akhirnya setelah ashar kita pun pulang.

Insya Allah kami akan kembali lagi ke sini dengan harapan mendapatkan banyak ikan babon dan ikan monster.

Walaupun nantinya tidak sesuai harapan, namun setidaknya terbayar lunas dengan pemandangan indahnya. Anggap saja, Mancing sambil wisata.


Penutup

Sebagai tambahan informasi, saudara penulis beberapa kali mancing di waduk Jatigede ini dan mendapatkan hasil memuaskan. Tangkapan ikan Nila Badot (Nila besar) terberatnya adalah 2,9 kilogram. 

Sedangkan info ikan monster yang ia ceritakan, pernah mendapatkan tawaran dari seseorang untuk membeli ikan Patin seberat 16 kilogram.

Bukankah hal ini menandakan bahwa bendungan Jatigede ini adalah spot mancing yang potensial?

Pasti pembaca setuju bukan? Oleh karena itu jangan ragu untuk mancing di lokasi yang bagus ini.

Silahkan baca cerita mancing lainnya yang ada di blog ini beserta info umpan mancing, seperti artikel yang satu ini; 12 Umpan Ikan Nila yang Jitu

Demikian Kisah Mancing di Waduk Jatigede, Sumedang ini. Semoga pengalaman yang kami paparkan tersebut bisa bermanfaat bagi para pembaca. Salam strike. Mancing mania.. oke.

LihatTutupKomentar