-->

10 Cerita Inspiratif tentang Kejujuran

Cerita inspiratif tentang kejujuran mengajarkan: bahwa bersifat amanah akan membawa kebaikan dan kesuksesan

Jujur, mudah dikatakan sedikit sulit untuk dilakukan. Kecuali bagi orang-orang yang mempunyai iman dan kepribadian yang kuat.

Karena untuk bersikap jujur diperlukan kekuatan dari sendiri untuk mengalahkan godaan yang ada.

Di bawah ini, ada 10 Cerita Inspiratif tentang Kejujuran yang bisa membantu kita untuk meyakinkan diri untuk selalu bersikap jujur.

Mari kita mulai pembahasannya. 


10 Cerita Inspiratif tentang Kejujuran

Bahasan di bawah ini sedikit panjang maka disarankan untuk membaca dalam keadaan tenang.
Agar inti poin dari apa yang ingin disampaikan oleh cerita dengan mudah kita cerna.
Kita mulai dengan cerita pertama.

1. Dua Berlian Paling Berharga

Seorang saudagar sedang berjalan-jalan di pasar Di sana ia melihat seekor unta yang bagus. Pedagang ingin membelinya, kemudian dia pergi ke pemiliknya.

Gambar ilustrasi kejujuran

Setelah lama tawar menawar dengan pemilik unta, saudagar dapat membeli unta dengan harga yang baik dan membawanya pulang.

Sesampainya di rumah, saudagar memanggil pelayan dan memintanya untuk melepaskan pelana unta tersebut.

Saat melepaskan pelana, pelayan menemukan kantong beludru kecil yang tersembunyi di bawah pelana. Ketika pelayan membuka kantong itu, dia menemukan bahwa kantong tersebut berisi berlian dan permata yang berharga.

Pelayan berteriak kegirangan, "Tuan Anda membeli unta tetapi lihat apa yang datang dengan gratis!"

Saudagar juga terkejut melihat berlian berlian itu yang bersinar dan lebih berkilauan di bawah sinar matahari.

Saudagar berkata kepada pelayannya, "Aku telah membeli dan membayar unta, bukan untuk berlian. Aku harus segera mengembalikannya."

Pelayan itu menjawab, "Tapi tuan, tidak ada yang akan tahu bahkan jika anda menyimpan ini."

Tetapi sang saudagar tidak mendengarkan pelayannya dan mengembalikan berlian itu ke dalam kantong beludru dan segera berangkat ke pasar untuk menemukan pria yang telah menjual unta ini.

Segera, saudagar menemukannya dan mengembalikan tas tersebut.

Pria itu sangat senang melihat tasnya dan berkata, "ooh tidak, saya lupa bahwa telah menyembunyikan batu berharga di bawah pelana unta. Terimakasih banyak telah mengembalikannya. Anda dapat memilih satu berlian dari tas sebagai hadiah."

Saudagar menjawab, "Saya tidak membutuhkan ucapan terimakasih dan hadiah untuk mengembalikannya."

Namun orang itu tetap bersikeras.

Akhirnya saudagar itu tersenyum dan berkata, "Bahkan, ketika saya memutuskan untuk membawa kembali tas itu, saya telah menyimpan dua berlian paling berharga di dalamnya."

Setelah mendengarkan ini, pria itu marah dan segera mengosongkan tas untuk menghitung berlian dan permatanya.

"Tidak ada satupun berlian dan permata yang hilang dari tas. Jadi, apa dua berlian paling berharga yang anda simpan?" tanya pria dengan heran kepada si saudagar.

Sang saudagar berkata, "Itu adalah kejujuran dan integritas saya."


2. Menemukan Dompet

Seorang pria telah mencari pekerjaan selama bertahun-tahun tetapi tidak dapat menemukannya sehingga dia memutuskan untuk menjadi sopir taksi, setidaknya untuk memberi makan dirinya dan istrinya yang malang.

Suatu hari, dia membawa seorang wanita dari bandara ke hotel dan wanita itu lupa dompetnya di taksi pria itu. Pria taksi menemukan nomor, memanggilnya dan wanita yang menjawab telepon. 

Wanita itu memberi tahu dia di mana harus menemuinya dan sopir taksi menemuinya di sana dan mengembalikan dompetnya kepadanya dengan segala sesuatunya utuh. 

Wanita itu sangat senang karena paspor internasional dan tiket pesawat pulangnya ada di dompet itu sehingga dia penuh dengan kebahagiaan.

Ternyata, dia adalah seorang manajer di Perusahaan Keuangan sehingga dia segera mempekerjakan sopir taksi. Saat ini, sopir taksi itu memiliki armada mobil dan sopir pribadinya sendiri.

Kisah ini datang dengan pesan yang kuat tetapi hanya untuk sedikit orang yang percaya dan siap menerimanya, itulah sebabnya “Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih”.


3. Menanam Benih

Begitu pebisnis sukses beranjak tua, dia tahu bahwa sudah waktunya bagi dia untuk memilih seorang penerus untuk mengambil alih bisnisnya.

Dipagi hari, dia menelepon semua eksekutif muda di perusahaannya dan berkata, "Sudah waktunya bagi saya untuk mundur danmemilih CEO berikutnya. Kalian semua akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi nomor satu."

Para eksekutif muda terkejut.

CEO berkata, "Untuk ini, saya akan memberi anda semua sebuah benih khusus. Saya ingin kalian menanam benih itu, menyirami dan merawatnya. Bawa kembali setelah satu tahun dari hari ini dengan apa yang kalian tanam. Setelah menilai, saya akan memilih CEO berikutnya."

Ada satu eksekutif bernama David, dia membawa kembali pulang benih ke rumah. Membeli pot, tanah dan kompos serta menanam benih tersebut.

Setiap hari, dia menyiram dan melihatnya apakah benih sudah tumbuh. Setelah lima minggu berlalu, tidak ada apa-apa. Sedangkan eksekutif lain di perusahaan mulai membicarakan tanaman mereka yang sedang tumbuh.

Setelah enam bulan, masih belum ada apa-apa di dalam pot David. Semua orang memiliki tanaman tinggi. David tidak mengatakan apa-apa kepada rekan-rekannya. Namun, dia terus menyiram dan menyuburkan tanah karena dia ingin benih tumbuh.

Tahun berlalu dan semua eksekutif muda perusahaan membawa tanaman mereka untuk diperiksa.

David tidak punya tanaman, hanya pot yang kosong. Dia membawa pot itu dan melihat teman-temanya mentertawakan dirinya. Hanya sedikit yang merasa kasihan padanya.

Ketika CEO datang dan memeriksa, dia meminta semua orang duduk kecuali David.

Dia memandang David dan kemudian mengumumkan kepada eksekutif lain, "Lihatlah, nama CEO kalian berikutnya adalah David."

David tidak bisa mempercayainya karena dia tidak bisa menumbuhkan benih itu. Dia membawa pot kosong.

Yang lain terkejut dan bertanya, "Bagaimana dia menjadi CEO yang baru?"

Sang pengusaha berkata, "Satu tahun yang lalu, saya memberi semua orang yang hadir di ruangan ini, sebuah benih. Kukatakan kepada kalian untuk menanam, menyiraminya dan membawa kembali padaku hari ini.

Masalahnya, saya memberi kalian biji yang sudah direbus, biji mati. Itu tidak mungkin bagi mereka untuk tumbuh. Namun, kalian semua kecuali David telah membelikan saya tanaman.

Ketika kalian menemukan bahwa benih itu tidak tumbuh, kalian menggantinya dengan binih yang lain. Hanya David orang yang berani dan jujur untuk membawakan saya pot dengan benih yang saya berikan. Oleh karena itu, dia adalah CEO baru kalian."


4. Pematung 

Suatu ketika seorang pria mengunjungi sebuah kuil yang sedang dibangun di India. Di sana ia melihat seorang pematung sedang membuat arca.

Tiba-tiba dia melihat patung serupa tergeletak di dekatnya.

Terkejut dia bertanya kepada pematung, "Apakah anda membutuhkan dua patung yang sama?"

Tanpa melihat ke atas, sibuk dengan pekerjaannya, pematung menjawab, "Tidak, kami hanya membutuhkan satu, tetapi yang pertama rusak pada tahap terakhir."

Orang itu memeriksa patung dan tidak menemukan kerusakan yang nyata. Dia bertanya, "Dimana kerusakannya?"

Masih sibuk dengan pekerjaannya, pematung menjawab, "Ada goresan di hidung arca."

Pria itu penasaran dan bertanya, " Dimana anda akan memasang patung ini?"

Pematung menjawab, "Akan dipasang di atas pilar setinggi dua puluh kaki."

Orang itu bertanya, "Jika patung akan diletakkan setinggi itu, siapa yang akan memperhatikan goresan kecil di hidung patung itu?"

Pematung menghentikan pekerjaannya, tersenyum dan berkata, "Aku yang akan mengetahuinya."


5. Tahanan Penjara

Ada satu kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang baik hati. Suatu hari ketika menyatakan hukuman untuk penjahat, dia berpikir bahwa harus mencoba mengetahui lebih banyak tentang mereka yang dihukum karena beberapa pelanggaran yang dilakukannya.

Setelah dihukum, apakah mereka benar-benar merasa menyesal?

Keesokannya, raja pergi ke penjara kerajaannya dan mulai bertanya kepada para tahanan tentang kejahatan yang dilakukan oleh mereka.

Seorang tahanan berkata, "Saya tidak melakukan kejahatan apapun. Saya tidak bersalah."

Yang lain berkata, "Saya telah dijebak. Aku juga tidak bersalah."

Demikian pula, Raja melihat bahwa semua tahanan di sana berusaha membuktikan bahwa mereka tidak bersalah kepada Raja.

Saat itu Raja melihat seorang tahanan duduk di sudut dengan kepala tertunduk menangis. Raja pergi kepadanya dan bertanya, "Mengapa kamu menangis?"

Tahanan menjawab dengan rendah hati, "Saya terganggu oleh kemiskinan dan mencuri. Saya tidak meragukan keadilan. Saya melakukan pelanggaran dan saya dihukum karenanya."

Raja berpikir bahwa hukuman tidak menciptakan rasa penebusan dosa di dalam semua, tapi ini adalah salah satu tahanan yang menebus kesalahannya. Jika orang ini dibebaskan dari hukuman maka dia bisa memperbaiki dirinya sendiri. Oleh karena itu, sang Raja membebaskannya.


6. Tiket Kereta

Suatu hari ketika seorang tua yang saleh harus bepergian dengan banyak barang bawaan menggunakan kereta api.

Di stasiun, dia pergi ke loket hendak membeli tiket kereta api beserta tiket bagasinya untuk perjalanan ke kota lain.

Melihat orang tua itu, ternyata ada seorang petugas yang mengenalinya. Karena dia adalah kenalan lamanya. Iapun menyambutnya.

Sambil memberikan tiketnya dia berkata, "Engkau tidak perlu membeli tiket bagasi dan merasa khawatir membawa barang tanpa tiket. Saya akan berada di kereta yang sama dan akan memastikan   bahwa tidak ada yang akan meminta tiket untuk bagasi tambahan."

Orang tua itu bertanya kepadanya, "Ok, tapi seberapa jauh engkau bepergian?"

Petugas memberi tahu dia nama stasiun dan berkata, "Jangan khawatir, bahkan jika engkau harus melakukan perjalanan lebih jauh, maka saya akan menginstruksikan pemeriksa tiket di kereta berikutnya untuk membiarkan engkau bepergian tanpa masalah."

Orang tua itu bertanya, "Tapi seberapa jauh orang itu akan menemaniku?"

Petugas menjawab, "Dia akan menemani engkau sampai stasiun terakhir."

Orang tua itu berkata, "Tetapi perjalanan saya tidak akan pernah berhenti di situ saja."

Petugas loket yang kebingungan bertanya, "Seberapa jauh engkau akan bepergian?"

Orang tua itu menjawab, "Saya harus melampaui semua stasiun duniawi ini. Setelah kematian, saya akan pergi menemui Tuhan. Siapa yang akan menemaniku ke sana dan membantuku melewatinya?"

Petugas tidak bisa berkata-kata..

Orang tua itu menjelaskan, "Kereta ini adalah milik umum dan tidak seorang pun boleh membawa bagasi ekstra dan bepergian tanpa membayar tarif yang benar. Hari ini saya mungkin bisa dengan cerdik menghindari aturan ini tetapi saya tidak bisa membodohi Tuhan."

Mendengar hal ini, petugas menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada orang tua sambil menyerahkan tiket bagasi tambahan.


7. Piring Emas

Sekali waktu, dua salesman yang bernama Tom dan Sam datang bersama ke kota yang jauh. Mereka biasa menjual perhiasan buatan tangan. 

Ketika tiba di kota itu, mereka memutuskan bahwa yang satu akan menjual di satu bagian kota dan yang lain akan menjual di bagian sisanya.

Juga, setelah seseorang melewati daerah itu sekali, yang lain dapat pergi dan menjual di bagian kota itu.

Di jalan, seorang gadis kecil melihat penjual dengan perhiasan dan ingin membelinya. Dia pergi ke neneknya untuk meminta uang.

Nenek menjawab, "Sayang kita tidak punya uang untuk membeli makanan yang layak sekalipun bagaimana aku membelikanmu gelang."

Gadis itu kecewa namun masih ingin membeli perhiasan untuk dirinya. Dia masuk ke dapur dan mengambil piring tua kehitaman dan berkata, "Nenek, jika kita tidak punya uang, bisakah kita membelinya dengan piring ini."

Nenek menjawab, "Baiklah sayang, aku akan mencobanya."

Nenek meminta salesman yang kebetulan bernama Sam untuk masuk ke dalam. Melihat kondisi mereka yang miskin, Sam menanggapinya dengan kasar.

Wanita tua itu memegang piring dan menunjukkannya kepada penjual sambil berkata, "Saya tidak punya uang, tapi anda dapat mengambil piring ini untuk ditukar dengan gelang."

Sebenarnya Sam tidak ingin membuang waktunya dengan mereka namun ketika melihat piring tersebut dia terkejut karena terbuat dari emas.

Dia menjadi serakah dan berpikir untuk menipu wanita itu dengan harga yang sedikit.

Dia berencana untuk pergi dahulu dan balik lagi nanti untuk membeli piring itu. Kemudian dia berkata, "Nilai barang ini bahkan tidak bisa ditukar dengan satu gelang. Anda tidak bisa mendapatkan apa-apa untuk ini," sambil beranjak pergi.

Sementara itu Tom telah menyelesaikan bagian kotanya dan sekarang pergi ke bagian kota lainnya.

Dia akhirnya mencapai rumah wanita tua yang sama. Melihat Tom, gadis kecil kembali mendatangi neneknya dan meminta gelang.

Untuk kebahagiaan si gadis kecil nenek pergi ke penjual dan menunjukkan piringnya sambil berkata, "Bisakah anda memberikan satu gelang untuk ditukar dengan piring tua ini?"

Tom dengan rendah hati menjawab, "Tentu.." dan memeriksanya dan menemukan bahwa itu adalah piring emas.

Dia lanjut berkata, "Bu, semua barang dan uang yang saya bawa tidak sebanding dengan harga piring. Benda ini sangat mahal."

Wanita tua itu terkejut saat mengetahuinya tetapi melihat Tom berkata dengan jujur, dia berkata, "Jika engkau tahu nilainya, aku dengan senang hati menerima apapun yang engkau tawarkan sebagai ganti piring ini."

Tom mengeluarkan semua barang dan uangnya lalu berkata, "Bu, saya akan memberikan semua barang dan uang saya untuk ditukar dengan piring ini, saya hanya menyisakan uang untuk ongkos pulang."

Wanita tua itu menerima tawarannya dan Tom pun pulang ke kota sambil membawa piring tersebut.

Setelah beberapa waktu, Sam si penjual lainnya datang kembali menemui wanita tua itu.

Sam menghampirinya dan berkata, "Saya telah berubah pikiran. Saya menawarkan beberapa sen untuk piring hitam yang tidak berguna itu."

Wanita itu merasa marah padanya karena berbohong, namun dengan tenang menjawabnya, "Engkau telah berbohong pada kami. Penjual lain datang memberitahukan nilai sebenarnya dan berdagang dengan kami. Dan pergi dengan piring itu. Kami tidak ada hubungannya denganmu sekarang."

Sam tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Keserakahannya telah membuat dia kehilangan sesuatu yang besar.


8. Tas Koin Emas

Suatu ketika di sebuah desa hiduplah seorang pria yang sangat rakus, Paul namanya. Dia selalu ingin memiliki banyak uang dan memiliki segalanya untuk diri sendiri.

Dia biasa menghitung cara yang paling kecil dimana dia bisa menabung dan mendapatkan lebih banyak uang.

Dia juga terbiasa menipu orang lain dan berkali-kali berbohong untuk melindungi kekayaannya. Namun suatu hari dia menerima pelajaran yang pahit karena tindakan serakahnya ini.

Pada waktu itu dia kehilangan kantong kecl yang berisi 50 koin. Dia sudah mencari, namun tidak dapat menemukannya.

Dia memberitahu teman, tetangga dan pekerja tentang tas yang hilang dan meminta mereka untuk memberitahukan dia jika menemukannya.

Setelah beberapa hari, seorang gadis kecil yang dulu tinggal di dekat rumah Paul menemukan kantong itu. Dia memberi tahu ayahnya tentang hal ini.

Ayahnya dulu bekerja di tanah Paul. Dia memberi tahu putrinya bahwa itu adalah tas koin tuannya dan akan mengembalikannya.

Meskipun pekerja miskin itu telah mengembalikan koin dan membuat Paul senang, namun karena keserakahannya, dia memutuskan untuk bermain trik jahat.

Dia berteriak pada pria itu, "Ada 75 koin emas di tas ini, tetapi engkau hanya memberi 50 koin. Dimana koin yang lainnya? Engkau telah mencurinya."

Pria itu terkejut dan memberitahukan bahwa telah memberikan apapun yang ditemukan sang putri seluruhnya. 

Tetapi Paul yang egois dan serakah tidak mau menerimanya dan memutuskan untuk membawa masalah ini ke pengadilan.

Akhirnya semua pergi ke pengadilan. Hakim mendengar kedua belah pihak dan memeriksa anak perempuan serta sang ayah tentang jumlah koin yang mereka temukan dan meyakinkan, itu hanya 50.

Sekarang Hakim memeriksa silang Paul tentang koin yang dia jawab, "Ya Tuan, saya punya 75 koin di tas saya tetapi mereka hanya memberi saya 50. Mereka telah mencuri koin saya."

Hakim pun membuat penilaian, "Karena Paul kehilangan tas berisi 75 koin emas dan tas yang ditemukan oleh si gadis hanya berjumlah 50 koin. Jadi, itu bukan milik Paul. Jadi itu hilang oleh orang lain. Selain itu, jika seseorang menemukan kantong berisi 75 koin, itu menjadi milik Paul. Tidak ada klaim terhadap kehilangan 50 koin ini. Jadi, saya memerintahkan gadis itu dan ayahnya untuk menerima 50 koin sebagai tanda penghargaan atas kejujuran mereka."


9. Anak Kecil dengan Ketapel

Suatu ketika Sammy dan saudara perempuannya Marie mengunjungi kakek-nenek mereka di sebuah pertanian. 

Sammy membawa katapel untuk dimainkan di hutan. Dia berlatih di hutan tetapi dia tidak pernah bisa mengenai sasaran. Merasa sedikit putus asa, dia kembali untuk makan siang. 

Saat dia berjalan kembali dia melihat bebek peliharaan Nenek.

Karena dorongan hati, dia melemparkan ketapel hingga terbang yang mengenai kepala bebek dan membunuhnya. Dia kaget dan sedih. Dalam kepanikan, ia menyembunyikan bebek mati di semak-semak hutan. 

Marie telah melihat semuanya dari jendela tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Setelah makan siang, keesokan harinya Nenek berkata, “Marie, ayo cuci piring.” 

Marie berkata, “Tapi Nenek, Sammy bilang dia ingin membantu di dapur.”

Lalu dia berbisik kepada Sammy, "Ingat bebeknya?" 

Sammy menjadi gugup mengetahui adiknya tahu tentang bebek dan jika dia tidak patuh, dia mungkin memberitahu kakek-neneknya tentang hal itu. Jadi tanpa berkata apa-apa, dia yang mencuci piringnya.

Kemudian pada hari itu, Kakek bertanya apakah anak-anak ingin pergi memancing tetapi Nenek berkata, "Maaf, tetapi saya membutuhkan Marie untuk membantu membuat makan malam." 

Marie hanya tersenyum dan berkata, “Yah, tidak apa-apa karena Sammy bilang dia ingin membantu.”

Dia berbisik lagi kepada Sammy, "Ingat bebek itu?" 

Jadi Marie pergi memancing dan Sammy tinggal untuk membantu. 

Setelah beberapa hari Marie memanfaatkan Sammy, dia akhirnya tidak tahan lagi. Dia datang ke Nenek dan mengaku bahwa dia telah membunuh bebek.

Nenek berlutut, memeluknya dan berkata, “Sayang, nenek tahu. Nenek berdiri di jendela dan melihat semuanya tapi karena aku mencintaimu, aku memaafkanmu. Nenek hanya ingin tahu berapa lama engkau akan membiarkan Marie mengambil keuntungan darimu."


10. Keledai Malas

Bobi memiliki seekor keledai bernama Himar. Bobi adalah tuan yang sangat toleran dan baik hati. Keledai itu malas dan selalu mencari cara untuk menghindari pekerjaan.

Sekali waktu, ketika kembali dengan karung garam di punggungnya, Himar mulai menyeberangi sungai kecil, tetapi kakinya terpeleset, dan dia jatuh ke dalam air. 

Karung-karung garam juga menjadi basah dan Himar menyadari bahwa jatuhnya karung-karung itu telah mengurangi beratnya karena garam telah larut dalam air.

Beberapa hari berikutnya, saat melewati jalur yang sama, Himar sengaja jatuh ke air. Bobi tidak senang dengan cara Himar berperilaku karena dia kehilangan uang dalam prosesnya. 

Bobi mengerti bahwa Himar melakukan ini dengan suatu tujuan. Dia memutuskan untuk memberi pelajaran padanya.

Keesokan harinya, bukannya kantong garam, Bobi memuat Himar dengan kantong kapas. Keledai ini tidak menyadari perubahan itu. 

Sesuai rencana kenakalannya, dia jatuh ke air dan membuat tasnya basah. Ini membuat kapas menjadi berat! 

Himar terkejut menemukan beban tak tertahankan dan tidak bisa bangun! Bobi membiarkannya berjuang di sana selama beberapa waktu sebagai hukuman sebelum membantunya bangun.

Himar mendapatkan pelajarannya dan mulai berperilaku baik.

Bekerjalah dengan kejujuran dan ketulusan karena kemalasan akan menghancurkanmu.

Baca juga: 10 Kisah Inspirasi Terbaik Motivasi Hidup

Begitulah bahasan 10 Cerita Inspiratif tentang Kejujuran ini. Semoga apa yang dipaparkan pada artikel ini bisa bermanfaat untuk para pembaca. Salam super.

LihatTutupKomentar