10 Mata Uang Terlemah di Dunia yang Menarik Perhatian
Apakah pembaca tahu jika rupiah kita masuk ke dalam 10 mata uang terendah di dunia? Tentunya, hal ini merupakan suatu kenyataan yang menggelitik rasa penasaran kita.
Oleh karena itu mari kita bahas tentang mata uang apa saja yang rendah di dunia ini dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya hingga bisa terjadi seperti itu.
10 Mata Uang Terlemah di Dunia yang Menarik Perhatian
I. Pendahuluan:
Dalam perekonomian global, nilai mata uang memainkan peran yang sangat penting. Nilai tukar mata uang menggambarkan kekuatan dan stabilitas ekonomi suatu negara, serta memiliki dampak yang signifikan terhadap perdagangan internasional, investasi, dan arus modal.
Namun, di antara banyak mata uang yang beredar di dunia, terdapat beberapa mata uang yang memiliki nilai terendah.
Mata uang dengan nilai terendah ini menarik perhatian karena nilai tukarnya yang rendah terhadap mata uang utama dunia seperti Dolar Amerika Serikat (USD) atau Euro (EUR).
Nilai rendah ini dapat memberikan implikasi yang signifikan terhadap perekonomian negara terkait, perdagangan internasional, dan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi 10 mata uang terlemah di dunia yang menarik perhatian. Kami akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi nilai mata uang tersebut, dampaknya terhadap perekonomian negara terkait, dan implikasi secara global.
Selain itu, kami akan membahas pentingnya pemahaman tentang nilai mata uang dalam konteks global dan bagaimana fenomena mata uang terlemah ini memberikan wawasan yang berharga tentang dinamika perekonomian global.
Dengan memahami lebih dalam tentang mata uang terlemah ini, kita dapat mengenali peran nilai mata uang dalam hubungan internasional, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi mata uang, dan melihat dampaknya terhadap perdagangan internasional, investasi, dan stabilitas ekonomi global.
Mari kita mulai menjelajahi dunia mata uang terlemah dan memperoleh wawasan yang lebih baik tentang kompleksitas dan signifikansi nilai mata uang dalam perekonomian global.
II. Peringkat Mata Uang Terlemah di Dunia
Apa 10 Mata Uang Terlemah di Dunia?
Mengutip Forbes pada Rabu (14/6/2023), berikut 10 mata uang terlemah di dunia, berdasarkan nilai tukarnya terhadap dollar AS.
1. Rial Iran (IRR)
Mata uang resmi Iran adalah Rial Iran yang diperkenalkan pada tahun 1932 sebagai pengganti mata uang sebelumnya, yaitu Toman. Namun, dalam praktiknya, Toman masih banyak digunakan dalam transaksi sehari-hari di Iran. Satu Rial Iran setara dengan 10 Toman.
Rial Iran adalah mata uang terlemah di dunia, 1 rial hanya setara 0,000024 dolar (atau, dengan kata lain, $1 sama dengan 42.300 rial Iran).
2. Đồng Vietnam (VND)
Đồng Vietnam diperkenalkan pada tahun 1978 sebagai pengganti mata uang sebelumnya, yaitu piastre Indochina dan đồng của Việt Nam.
Satu đồng Vietnam terbagi menjadi 10 hào, dan 1.000 hào setara dengan 1 đồng Vietnam. Namun, penggunaan pecahan hào saat ini sudah jarang digunakan dalam transaksi sehari-hari.
Đồng Vietnam adalah mata uang terlemah kedua di dunia, dengan 1 dong setara 0,000043 dolar (atau $1 sama dengan 23.485 dong Vietnam).
3. Kip Laos (LAK)
Kip Laos diperkenalkan pada tahun 1952 sebagai pengganti mata uang sebelumnya, yaitu piastre Indochina. Satu Kip Laos terbagi menjadi 100 att.
Kip Laos atau Laos adalah No. 3 di antara mata uang terlemah di dunia, dengan 1 kip setara 0,000057 dolar (atau $1 sama dengan 17.692 kip Laos).
4. Leone Sierra Leone (SLL)
Leone diperkenalkan pada tahun 1964 sebagai pengganti mata uang sebelumnya, yaitu pound Sierra Leone. Satu Leone terbagi menjadi 100 cents.
Leone Sierra Leone adalah mata uang terlemah keempat di dunia, dengan 1 leon setara 0,000057 dolar (atau $1 sama dengan 17.665 leon Sierra Leone).
5. Pound Lebanon (LBP)
Mata uang ini sebelumnya dapat dibagi menjadi 100 piastres tetapi inflasi menghilangkan pembagian ini.
Pound Lebanon berada di urutan kelima di antara mata uang terlemah di dunia, dengan 1 pound setara 0,000067 dolar (atau $1 sama dengan 15.012 pound Lebanon).
6. Rupiah Indonesia (IDR)
Rupiah diperkenalkan pada tahun 1949 sebagai pengganti mata uang sebelumnya, yaitu Rupiah NICA. Satu Rupiah terbagi menjadi 100 sen, meskipun pecahan sen saat ini tidak lagi umum digunakan dalam transaksi sehari-hari
Rupiah Indonesia menempati urutan ke-6 dalam daftar mata uang terlemah di dunia ini, dengan 1 rupiah setara dengan 0,000067 dolar (atau $1 sama dengan 14.985 rupiah Indonesia).
7. Som Uzbekistan (UZS)
Som Uzbekistan diperkenalkan pada tahun 1994 setelah kemerdekaan Uzbekistan dari Uni Soviet. Satu Som Uzbekistan terbagi menjadi 100 tiyin, tetapi karena nilai tiyin sangat rendah, koin tiyin jarang digunakan dalam transaksi sehari-hari.
Som Uzbekistan adalah mata uang terlemah ketujuh di dunia, dengan 1 som setara dengan 0,000088 dolar (atau $1 sama dengan 11.420 som Uzbekistan).
8. Franc Guinea (GNF)
Franc Guinea diperkenalkan pada tahun 1959 sebagai pengganti mata uang sebelumnya, yaitu Franc Afrika Barat Guinea. Satu Franc Guinea terbagi menjadi 100 centimes.
Franc Guinea berada di urutan kedelapan di antara mata uang terlemah di dunia, dengan 1 franc setara 0,000116 dolar (atau $1 sama dengan 8.650 francs Guinea).
9. Guaraní Paraguay (PYG)
Guaraní diperkenalkan pada tahun 1944 sebagai mata uang negara tersebut. Satu Guaraní terbagi menjadi 100 céntimos, meskipun pecahan céntimos saat ini tidak lagi umum digunakan dalam transaksi sehari-hari.
Guarani Paraguay adalah mata uang terlemah kesembilan di dunia, dengan 1 guarani setara 0,000138 dolar (atau $1 sama dengan 7.241 guarani Paraguay).
10. Shilling Uganda (UGX)
Shilling Uganda diperkenalkan pada tahun 1966 sebagai pengganti mata uang sebelumnya, yaitu Shilling Afrika Timur. Satu Shilling Uganda terbagi menjadi 100 sen.
Shilling Uganda menduduki peringkat No. 10 di antara mata uang terlemah di dunia, dengan 1 shilling setara 0,000267 dolar (atau $1 sama dengan 3.741 shilling Uganda).
III. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lemahnya Mata Uang
Nilai mata uang suatu negara dapat rendah karena berbagai alasan. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya nilai mata uang suatu negara:
1. Inflasi tinggi: Jika negara mengalami inflasi yang tinggi, maka nilai mata uangnya cenderung menurun. Inflasi yang tinggi mengurangi daya beli masyarakat dan membuat mata uang kehilangan nilai relatif terhadap mata uang negara lain.
2. Ketidakstabilan ekonomi: Ketidakstabilan ekonomi, termasuk ketidakpastian politik, krisis keuangan, atau resesi ekonomi, dapat menyebabkan penurunan nilai mata uang. Investor cenderung kurang percaya diri dalam menanamkan modal di negara dengan ketidakstabilan ekonomi, sehingga permintaan terhadap mata uangnya menurun.
3. Neraca perdagangan negatif: Jika negara mengalami defisit dalam neraca perdagangan, artinya impor negara tersebut melebihi ekspor, maka permintaan terhadap mata uang negara tersebut akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan penurunan nilai mata uang.
4. Utang publik yang tinggi: Jika negara memiliki beban utang publik yang tinggi, hal ini dapat menurunkan kepercayaan investor dan menyebabkan penurunan nilai mata uang negara tersebut.
5. Kurangnya kepercayaan investor: Ketika investor kehilangan kepercayaan terhadap prospek ekonomi suatu negara, mereka mungkin akan menarik investasi mereka atau menjual mata uang negara tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penurunan nilai mata uang.
6. Intervensi pemerintah yang tidak efektif: Jika intervensi pemerintah dalam mengendalikan nilai mata uang tidak efektif atau tidak konsisten, maka nilai mata uang dapat melemah.
Baca juga: Kisah Inspiratif dari Klub 99
IV. Kesimpulan
Mata uang lemah merupakan fenomena yang dapat terjadi dalam konteks ekonomi suatu negara. Rendahnya nilai mata uang dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kondisi ekonomi negara tersebut. Dalam artikel ini, kita telah membahas beberapa faktor yang dapat menyebabkan nilai mata uang suatu negara menjadi rendah.
Pentingnya memahami faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai mata uang adalah untuk mengetahui konsekuensi ekonomi yang terkait. Inflasi yang tinggi, ketidakstabilan ekonomi, neraca perdagangan negatif, utang publik yang tinggi, kurangnya kepercayaan investor, dan intervensi pemerintah yang tidak efektif adalah beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap rendahnya nilai mata uang.
Mata uang lemah dapat memiliki dampak yang kompleks pada perekonomian negara. Di satu sisi, hal ini dapat mempengaruhi daya beli masyarakat, mengurangi nilai tukar negara dalam perdagangan internasional, dan meningkatkan beban utang. Namun, mata uang lemah juga dapat memberikan keuntungan bagi sektor ekspor, karena membuat produk negara tersebut menjadi lebih kompetitif di pasar internasional.
Penting bagi pemerintah dan otoritas ekonomi negara untuk mengelola nilai mata uang dengan bijaksana dan efektif. Kebijakan moneter yang tepat, langkah-langkah untuk mengendalikan inflasi, meningkatkan stabilitas ekonomi, dan membangun kepercayaan investor merupakan faktor penting dalam mengatasi masalah mata uang yang lemah.
Dalam menghadapi tantangan mata uang yang lemah, negara juga dapat mengambil langkah-langkah seperti diversifikasi ekonomi, peningkatan daya saing, pembangunan infrastruktur, dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Dalam kesimpulannya, rendahnya nilai mata uang suatu negara dapat disebabkan oleh sejumlah faktor ekonomi, politik, dan sosial. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu kita memahami dampak dan implikasi yang ditimbulkan oleh mata uang lemah. Oleh karena itu, penting bagi negara untuk mengelola dan merespons dengan bijaksana kondisi mata uang mereka demi mencapai pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan.