Jadi Anak STM itu Berat Biar Kami Saja
Semua pelajar punya kisah dan nostalgia. Termasuk kami murid SMK. Cerita tersebut dituangkan dengan judul Jadi Anak STM itu Berat Biar Kami saja.
Jadi anak STM itu berat biar kami saja. Kisah ini adalah cerita tentang nostalgia saat kami sekolah dulu.
Masa-masanya usia masih muda. Darah remaja mengalir begitu segar dalam urat nadi tubuh kita. Yuk ah kita mulai.
Hingga tidak hanya murid yang datang dari sekitar kota Karawang saja, bahkan dari kota Bekasi pun ada.
Dulu teman-teman sekolah saya rumahnya jauh-jauh. Ada yang dari Rengas Dengklok, Kosambi, Cikarang bahkan Tambun.
Hal Ini menunjukkan bahwa sekolah kami benar-benar favorit. Hingga jarak jauh pun tidak menjadi halangan untuk menuntut ilmu di sini.
Nama sekolah kami adalah SMKN 1 Karawang Dulu waktu kami sekolah, namanya STM Negeri Karawang.
Nama aliasnya STM BP71, buatan murid sendiri. Entah apakah sekarang, pelajar di sekolah ini memakai inisial ini atau tidak.
Topi, badge di baju harus ada. Jika tidak, siap-siap saja ditegur atau dihukum.
Biasanya sebelum naik bus tiga perempat jurusan Cikampek-Bekasi kita nongkrong dulu di lampu merah.
Cuci mata. Lihat cewek-cewek SMU atau SMEA pada seliweran di angkot. Walau hanya cuma bisa memandang dari kejauhan.
Tapi dihari Senin, itu tidak bisa dilakukan. Terlambat, kelar sudah hidup kita.
Namun ternyata tidak semua murid tepat waktu. Ada saja yang terlambat.
Tiba di sekolah, hanya diberi senyuman Satpam dan gerbang yang tertutup. Dan menunggu hukuman yang bakal diterima.
Ada yang bandel, melipir agak jauh sedikit. Nongkrong dulu di warung yang berada di barat sekolah. Tempatnya lumayan jauh.
Nunggu kelar semua seremoni hari Senin selesai. Baru nanti masuk pada jam belajar.
Biasanya jam sekolah umum waktu itu adalah pukul 07-13, namun di sekolah kita tidak begitu. Tergantung mata pelajaran.
Sistem belajarnya seperti anak kuliahan. Kadang bisa masuk pada pukul sembilan.
Dan tidak menetap dalam satu ruangan. Jam pelajaran pertama di ruang ini. Kelar itu, menuju ruang lain.
Kalau saatnya praktek, berarti kita masuk ke bengkel atau workshop.
Terkadang kita nongkrong dulu di perpustakaan. Nunggu jam pelajaran tiba.
Nah anak-anak bandel ini memanfaatkan hal tersebut. Namun guru juga tidak kalah pintar.
Mereka pun dirazia di warung tempat transit itu. Biasanya yang sidak adalah guru paling killer.
Gimana akibatnya? Silahkan dibayangkan sendiri oleh pembaca.
Saya pernah merasakan dihukum oleh guru, dikepruk di tengkuk waktu senam Jum'at. Karena gak serius dan becanda.
Pedesnya minta ampun. Padahal guru yang ngehukum bukan guru yang terkenal killer.
Lapor orang tua? Dendam?
Itu mah bagi anak cemen. Bagi kita mah, hal seperti itu dianggap biasa.
Makanya, jika sekarang ada berita murid ngelawan guru. Bawa-bawa orang tua. Kasihan. Mental kalian, mental kerupuk.
Guru, tidak akan menghukum jika kita tidak melakukan kesalahan. Itu saja prinsipnya. Sederhana sekali kok.
Pembaca, boleh tidak setuju. Ini hanya cerita tentang cara pandang kami saat itu.
Makanya, jika ada cewek yang masuk SMK kami. Mereka otomatis menjadi mahluk paling cantik di kelas.
Karena biasanya, cuma ada satu cewek dalam satu kelas. Paling jurusan listrik yang agak mendingan.
Waktu itu ada satu lagi cewek paling cantik di sekolah. Dia adalah pegawai perpustakaan.
Maka jika ingin cuci mata, masuk ke perpustakaan. Pura-pura baca buku.
Berat sob jadi anak STM itu. Cukup kami saja. Bisa-bisa kalian ngejomblo selama tiga tahun di sekolah.
Jurusan paling berat adalah mesin. Setahun pertama, kita mesti ngegerinda manual besi untuk dibuat sesuatu. Kerja bangku judulnya.
Namun walau berat, ada yang bisa menghasilkan uang. Misalnya dengan mengikuti magang kerja di perusahaan yang ada di Karawang dan sekitarnya.
Lumayan bisa menambah uang saku, bayar biaya sekolah. Meringankan beban orang tua.
Kita masuk ke STM tentunya dengan berbagai tujuan. Walau pada dasarnya bermuara pada satu hal.
Hal yang dimaksud tersebut adalah ketika lulus sekolah, bisa langsung mendapat pekerjaan.
Penulis dulu mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan otomotif yang berlokasi di Bekasi juga berkat jasa sekolah kebanggaan ini.
Waktu itu perusahaan datang ke sekolah dan memgadakan tes dan interview langsung di sini.
Kini, saya lihat di situs ada Bursa Kerja Khusus atau BKK di SMKN 1 Karawang ini. Tentunya kebanggaan di dada semakin bertambah.
Jika pembaca butuh pekerjaan, silahkan kunjungi Alamat situsnya.
Bangga rasanya pernah menjadi bagian dari sejarah sekolah ini.
Jadi anak STM itu berat cuy. Jika masih belum siap bekerja keras diusia muda mending biar kami saja yang sekolah di sana.
Masih berkaitan dengan kota Karawang, silahkan dibaca juga: Kisah Gila Petualangan Curug Cigentis
Nah, agar mampu membuat dokumen secara cepat dan modal mencari kerja silahkan pelajari tutorial Tips dan Trik Microsoft Word ini.
Demikian cerita receh tentang Jadi Anak STM itu berat biar kami saja. Tidak untuk dianggap serius. Hanya candaan garing saja. Salam hangat.
Masa-masanya usia masih muda. Darah remaja mengalir begitu segar dalam urat nadi tubuh kita. Yuk ah kita mulai.
Jadi Anak STM itu Berat Biar Kami Saja.
Sekolah kami terletak di kota Jaipongan, yaitu Karawang. Salah satu tempat belajar favorit di sini.Hingga tidak hanya murid yang datang dari sekitar kota Karawang saja, bahkan dari kota Bekasi pun ada.
Dulu teman-teman sekolah saya rumahnya jauh-jauh. Ada yang dari Rengas Dengklok, Kosambi, Cikarang bahkan Tambun.
Hal Ini menunjukkan bahwa sekolah kami benar-benar favorit. Hingga jarak jauh pun tidak menjadi halangan untuk menuntut ilmu di sini.
Nama sekolah kami adalah SMKN 1 Karawang Dulu waktu kami sekolah, namanya STM Negeri Karawang.
Nama aliasnya STM BP71, buatan murid sendiri. Entah apakah sekarang, pelajar di sekolah ini memakai inisial ini atau tidak.
1. Hari Terberat.
Hari Senin adalah waktu dimana kami repot. Jam tujuh harus sudah ada di sekolah.Topi, badge di baju harus ada. Jika tidak, siap-siap saja ditegur atau dihukum.
Biasanya sebelum naik bus tiga perempat jurusan Cikampek-Bekasi kita nongkrong dulu di lampu merah.
Cuci mata. Lihat cewek-cewek SMU atau SMEA pada seliweran di angkot. Walau hanya cuma bisa memandang dari kejauhan.
Tapi dihari Senin, itu tidak bisa dilakukan. Terlambat, kelar sudah hidup kita.
Namun ternyata tidak semua murid tepat waktu. Ada saja yang terlambat.
Tiba di sekolah, hanya diberi senyuman Satpam dan gerbang yang tertutup. Dan menunggu hukuman yang bakal diterima.
Ada yang bandel, melipir agak jauh sedikit. Nongkrong dulu di warung yang berada di barat sekolah. Tempatnya lumayan jauh.
Nunggu kelar semua seremoni hari Senin selesai. Baru nanti masuk pada jam belajar.
Biasanya jam sekolah umum waktu itu adalah pukul 07-13, namun di sekolah kita tidak begitu. Tergantung mata pelajaran.
Sistem belajarnya seperti anak kuliahan. Kadang bisa masuk pada pukul sembilan.
Dan tidak menetap dalam satu ruangan. Jam pelajaran pertama di ruang ini. Kelar itu, menuju ruang lain.
Kalau saatnya praktek, berarti kita masuk ke bengkel atau workshop.
Terkadang kita nongkrong dulu di perpustakaan. Nunggu jam pelajaran tiba.
Nah anak-anak bandel ini memanfaatkan hal tersebut. Namun guru juga tidak kalah pintar.
Mereka pun dirazia di warung tempat transit itu. Biasanya yang sidak adalah guru paling killer.
Gimana akibatnya? Silahkan dibayangkan sendiri oleh pembaca.
Saya pernah merasakan dihukum oleh guru, dikepruk di tengkuk waktu senam Jum'at. Karena gak serius dan becanda.
Pedesnya minta ampun. Padahal guru yang ngehukum bukan guru yang terkenal killer.
Lapor orang tua? Dendam?
Itu mah bagi anak cemen. Bagi kita mah, hal seperti itu dianggap biasa.
Makanya, jika sekarang ada berita murid ngelawan guru. Bawa-bawa orang tua. Kasihan. Mental kalian, mental kerupuk.
Guru, tidak akan menghukum jika kita tidak melakukan kesalahan. Itu saja prinsipnya. Sederhana sekali kok.
Pembaca, boleh tidak setuju. Ini hanya cerita tentang cara pandang kami saat itu.
2. STM itu Garing Cewek.
SMK identik dengan cowok. Semua tahu ini. Dan sekolah kami pun isinya kebanyakan jenis kelamin yang satu itu.Makanya, jika ada cewek yang masuk SMK kami. Mereka otomatis menjadi mahluk paling cantik di kelas.
Karena biasanya, cuma ada satu cewek dalam satu kelas. Paling jurusan listrik yang agak mendingan.
Waktu itu ada satu lagi cewek paling cantik di sekolah. Dia adalah pegawai perpustakaan.
Maka jika ingin cuci mata, masuk ke perpustakaan. Pura-pura baca buku.
Berat sob jadi anak STM itu. Cukup kami saja. Bisa-bisa kalian ngejomblo selama tiga tahun di sekolah.
3. Kerja Keras Anak STM.
Anak STM identik dengan praktek. Entah itu praktek mesin, listrik, bangunan atau praktik gambar.Jurusan paling berat adalah mesin. Setahun pertama, kita mesti ngegerinda manual besi untuk dibuat sesuatu. Kerja bangku judulnya.
Namun walau berat, ada yang bisa menghasilkan uang. Misalnya dengan mengikuti magang kerja di perusahaan yang ada di Karawang dan sekitarnya.
Lumayan bisa menambah uang saku, bayar biaya sekolah. Meringankan beban orang tua.
4. Kerja di Usia Muda.
Kita masuk ke STM tentunya dengan berbagai tujuan. Walau pada dasarnya bermuara pada satu hal.
Hal yang dimaksud tersebut adalah ketika lulus sekolah, bisa langsung mendapat pekerjaan.
Penulis dulu mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan otomotif yang berlokasi di Bekasi juga berkat jasa sekolah kebanggaan ini.
Waktu itu perusahaan datang ke sekolah dan memgadakan tes dan interview langsung di sini.
Kini, saya lihat di situs ada Bursa Kerja Khusus atau BKK di SMKN 1 Karawang ini. Tentunya kebanggaan di dada semakin bertambah.
Jika pembaca butuh pekerjaan, silahkan kunjungi Alamat situsnya.
Bangga rasanya pernah menjadi bagian dari sejarah sekolah ini.
Jadi anak STM itu berat cuy. Jika masih belum siap bekerja keras diusia muda mending biar kami saja yang sekolah di sana.
Masih berkaitan dengan kota Karawang, silahkan dibaca juga: Kisah Gila Petualangan Curug Cigentis
Nah, agar mampu membuat dokumen secara cepat dan modal mencari kerja silahkan pelajari tutorial Tips dan Trik Microsoft Word ini.
Demikian cerita receh tentang Jadi Anak STM itu berat biar kami saja. Tidak untuk dianggap serius. Hanya candaan garing saja. Salam hangat.