Kisah Inspiratif Tentang Tuli
Dia, mungkin dia, sepertinya karena dia, pasti dia. Selalu tentang dia.
Jika semuanya karena dia, lalu kitanya kapan, ada di mana dan bagaimana posisinya?
Pembaca belum mengerti arah atau maksud dari pembicaraan ini?
Jika belum, simak kisah di bawah ini untuk mendapatkan jawabannya.
Kisah Inspiratif Tentang Tuli
Seorang pria takut istrinya tidak bisa mendengar sebaik dulu dan dia pikir istrinya mungkin memerlukan alat bantu dengar.
Tidak yakin bagaimana memecahkan masalahnya, dia menelepon Dokter keluarga untuk membahas hal tersebut. Dokter mengatakan kepadanya bahwa ada tes sederhana yang dapat dilakukan oleh si suami tersebut untuk memberikan gambaran yang lebih baik kepada Dokter tentang gangguan pendengarannya.
Gambar ilustrasi salah atau benar |
"Inilah yang mesti Anda lakukan,” kata Dokter, “Berdiri sekitar 40 kaki darinya, dan dengan nada bicara yang normal, lihat apakah dia mendengar Anda. Jika tidak, pergilah sejauh 30 kaki, lalu 20 kaki, dan seterusnya sampai Anda mendapat tanggapan.”
Malam itu, sang istri sedang memasak makan malam di dapur, dan pria itu ada di ruang baca.
Dia berkata pada dirinya sendiri, "Saya sekitar 40 kaki jauhnya, mari kita lihat apa yang terjadi."
Kemudian dengan nada normal, dia bertanya, 'Sayang, makan malamnya apa?" Tidak ada respon.
Kemudian sang suami bergerak lebih dekat ke dapur, sekitar 30 kaki dari istrinya dan mengulangi, "Sayang, makan malamnya apa?" Masih tidak ada respon.
Selanjutnya, dia pindah ke ruang makan dimana dia berjarak sekitar 20 kaki dari istrinya dan bertanya, "Sayang, makan malamnya apa?”
Sekali lagi dia tidak mendapat jawaban, dia berjalan ke pintu dapur, sekitar 10 kaki jauhnya. "Sayang, makan malamnya apa?" Lagi-lagi tidak ada respon.
Lalu dia berjalan tepat di belakang sang isteri. "Sayang, makan malamnya apa?"
"James, untuk KELIMA kalinya aku bilang, AYAM!"
Pesan Moral:
Sumber masalahnya mungkin tidak datang dari orang lain seperti yang selalu kita pikirkan, bisa jadi hal itu justeru berasal dari dalam diri kita!
Jadi, sering-seringlah berintropeksi terhadap diri sendiri ketika menemukan hal yang berupa masalah, kecelakaan, tragedi atau cobaan hidup.
Dengan begitu kita bisa memperbaiki diri sendiri dan mencegah masalah terulang kembali.
Seperti pepatah, Semut di Seberang Lautan Terlihat, Gajah di Depan Mata Tidak Nampak.
Maksudnya; Kesalahan orang lain yang hampir mustahil dilihat, namun kita bisa menemukannya.
Sedangkan kesalahan diri sendiri yang begitu besar ada di depan, sepertinya kita buta dengan hal tersebut.
Baca juga: 10 Kisah Inspirasi Singkat Terbaik Motivasi Hidup
Semoga kisah ini bermanfaat bagi anda pengunjung blog ini. Ada banyak kisah serupa di sini. Silahkan dibuka-buka. Siapa tahu berguna.