Kisah Menarik Anak Sekolah Zaman Dulu
Kisah menarik anak sekolah zaman dulu. Bercerita tentang mencari jeruk garut dan bermacam jamur di kebun. Dan kebiasaan-kebiasaan kami di pagi hari. Dan ada tips atau trik cara supaya pintar. Ini adalah cerita tentang anak sekolah dasar atau SD.
Kisah menarik Anak Sekolah Zaman Dulu ini bercerita tentang kebiasaan-kebiasaan kami kala pergi ke sekolah. Lokasinya di kampung, dekat sebuah gunung.
Kegiatan anak kecil di dusun tentu berbeda dengan anak sekolah di kota. Punya rasa romantisme tersendiri. Yuk kita simak ceritanya.
Susah bangun di waktu subuh selain karena mereka masih kecil juga dikarenakan faktor cuaca di kampung kami. Dingin sekali udaranya mencucuk tulang. Maklum di bawah kaki gunung.
Apalagi waktu megang air untuk wudhu berasa cesss... Kayak panas disiram air dingin. Kebayang kan menggigilnya.
Paling bisa bangun subuh kalau ada niat. Misalnya niat untuk mempraktekkan "ngoprok sirah supaya pinter di waktu subuh".
Ngoprok sirah artinya membiarkan air dari pancuran jatuh ke kepala dan dipukul-pukul pelan kepalanya.
Apa maksud dan tujuannya? Kata orang tua zaman dulu adalah Cara supaya pintar!
Apa iyah jadi pinter? Ya pasti bisa ditebak. Tetep aja yang otaknya biasa-biasa mah tidak bakal mendadak pinter.
Apalagi yang jarang menggunakan akal sehat alias suka gunain emosi, cuma mimpi bisa jadi pinter gara-gara ngoprok kepala ini. Itu mah bisa-bisanya orang tua zaman dulu aja.
Apa nggak ada gunanya sama sekali. Ya nggak juga. Orang tua zaman dulu sebenernya pinter untuk membangun narasi atau asumsi yang dapat dipercaya. Walau cara penyampaiannya tidak terlalu tepat.
Seperti ngoprok sirah ini, tujuannya selain anak bisa bangun subuh juga untuk kesehatan kepala si anak. Ya memang salah satu faktor dari kepintaran adalah sehat otaknya. Bukan begitu?
Abis sholat subuh, anak-anak disuruh mandi. Biasanya mereka akan moyan atau menjemur diri menerima kehangatan sinar matahari pagi.
Gak heran kalo pagi-pagi anak pada nongkrong di halaman. Manteb kan, tradisi anak-anak zaman dahulu?
Beres mandi dan berpakaian mereka biasanya disiapkan nasi goreng oleh ibunya. Semua rumah pasti melakukan hal ini. Minumnya air teh pahit.
Sekarang mah bebaaas... Banyak pilihan mo nyarap apa. Dulu mah ketika ekonomi masih morat marit, nasi goreng adalah makanan wajib yang mau tak mau disantap oleh anak sekolah.
Jeruknya bermacam-macam namun yang saya inget adalah jeruk Siem atau Siam. Karena selain besar-besar, rasanya enak banget.
Jika musim jeruk datang. Anak-anak di sini jadi pada rajin bangun subuh. Tujuannya adalah mau memungut jeruk yang jatuh di kebun orang sambil berangkat sekolah.
Maka tak heran, jika di sekolah banyak jeruk yang dibawa oleh anak-anak hasil dari perburuan ini.
Ada kebanggaan tersendiri, jika bisa menemukan jeruk yang sangat besar. Pamer doonk...
Ada jamur bulan, jamur tanduk, utah jamur (muntah jamur) yaitu jamur kecil-kecil yang jumlahnya banyak.
Biasanya kami berlomba-lomba untuk berangkat sepagi mungkin. Blusukan diantara tanaman jagung demi menemukan calon santapan siang yang paling nikmat ini.
Tak perduli baju yang basah kena embun pagi. Dan juga tak perduli kaki yang kotor oleh tanah yang lengket, karena biasanya sendal atau sepatu kami buka.
Zaman dulu, kita mah bebas kalo pergi ke sekolah, mo pakai sepatu silahkan, mo pake sendal gak apa-apa, mo nyeker gak ada yang larang. Maklum, ekonomi belum seperti sekarang.
Nyari jamur ini tergantung kesepakatan. Ada yang pergi sendiri, tujuannya jelas, agar saingan tidak ada.
Tapi ada pula yang perginya ramai-ramai, biasanya biar "haneteun" atau biar tidak kesepian.
Kalo nemu si jamur, biasanya kita akan teriak "Dok". Artinya kita sedang memploklamirkan bahwa jamur ini milik saya, orang lain tidak boleh menyentuhnya.
Baik nemu satu biji atau nemu banyak jamur-jamur yang ada di sekitaran jamur utama yang kita temukan.
Yang lucunya walaupun kita sendirian terkadang kita tidak sadar untuk meneriakkan kata "Dok" ini. Mungkin karena sudah kebiasaan.
Nah karena keasikan dan rasa penasaran yang tidak terpuaskan untuk menemukan jamur ini hingga membuat kita lupa waktu.
Dateng ke sekolah guru dan murid-murid lain sudah datang. Ya berarti kita atau rombongan kita judulnya terlambat.
Apa jadinya? Kita disetrap! Disuruh berdiri satu kaki sambil menjewer telinga temen. Hadeuh bikin malu aja apalagi kalo diketawain temen-temen, tambah keki.
Inilah salah satu Kisah menarik anak sekolah zaman dulu kala. Mungkin di pelosok Indonesia yang lain masih ada kelakuan-kelakuan seperti kami waktu kanak-kanak ini.
Bisa iya bisa tidak, entahlah. Yang pasti masa kecil kami lebih bahagia daripada masa kecil kalian yang ada di kota. Salam hangat.
Kegiatan anak kecil di dusun tentu berbeda dengan anak sekolah di kota. Punya rasa romantisme tersendiri. Yuk kita simak ceritanya.
Kisah Menarik Anak Sekolah Zaman Dahulu.
Subuh-subuh anak-anak di kampung kami biasanya sudah dibangunkan oleh orang tuanya untuk shalat. Namun seperti kita ketahui sifat anak kecil, bangun sebentar, tidur lagi. Bangun, tidur lagi. Baru setelah beberapa kali usaha dengan terpaksa merekapun bangun.Susah bangun di waktu subuh selain karena mereka masih kecil juga dikarenakan faktor cuaca di kampung kami. Dingin sekali udaranya mencucuk tulang. Maklum di bawah kaki gunung.
Apalagi waktu megang air untuk wudhu berasa cesss... Kayak panas disiram air dingin. Kebayang kan menggigilnya.
Paling bisa bangun subuh kalau ada niat. Misalnya niat untuk mempraktekkan "ngoprok sirah supaya pinter di waktu subuh".
Ngoprok sirah artinya membiarkan air dari pancuran jatuh ke kepala dan dipukul-pukul pelan kepalanya.
Apa maksud dan tujuannya? Kata orang tua zaman dulu adalah Cara supaya pintar!
Apa iyah jadi pinter? Ya pasti bisa ditebak. Tetep aja yang otaknya biasa-biasa mah tidak bakal mendadak pinter.
Apalagi yang jarang menggunakan akal sehat alias suka gunain emosi, cuma mimpi bisa jadi pinter gara-gara ngoprok kepala ini. Itu mah bisa-bisanya orang tua zaman dulu aja.
Apa nggak ada gunanya sama sekali. Ya nggak juga. Orang tua zaman dulu sebenernya pinter untuk membangun narasi atau asumsi yang dapat dipercaya. Walau cara penyampaiannya tidak terlalu tepat.
Seperti ngoprok sirah ini, tujuannya selain anak bisa bangun subuh juga untuk kesehatan kepala si anak. Ya memang salah satu faktor dari kepintaran adalah sehat otaknya. Bukan begitu?
Abis sholat subuh, anak-anak disuruh mandi. Biasanya mereka akan moyan atau menjemur diri menerima kehangatan sinar matahari pagi.
Gak heran kalo pagi-pagi anak pada nongkrong di halaman. Manteb kan, tradisi anak-anak zaman dahulu?
Beres mandi dan berpakaian mereka biasanya disiapkan nasi goreng oleh ibunya. Semua rumah pasti melakukan hal ini. Minumnya air teh pahit.
Sekarang mah bebaaas... Banyak pilihan mo nyarap apa. Dulu mah ketika ekonomi masih morat marit, nasi goreng adalah makanan wajib yang mau tak mau disantap oleh anak sekolah.
Musim Jeruk.
Zaman itu jeruk Garut masih perkasa di tanah kami. Tiap-tiap kebun pasti ada jeruknya. Maka tak heran jika bau jeruk sering tercium menghampiri hidung kami karena terbawa angin.Jeruknya bermacam-macam namun yang saya inget adalah jeruk Siem atau Siam. Karena selain besar-besar, rasanya enak banget.
Jika musim jeruk datang. Anak-anak di sini jadi pada rajin bangun subuh. Tujuannya adalah mau memungut jeruk yang jatuh di kebun orang sambil berangkat sekolah.
Maka tak heran, jika di sekolah banyak jeruk yang dibawa oleh anak-anak hasil dari perburuan ini.
Ada kebanggaan tersendiri, jika bisa menemukan jeruk yang sangat besar. Pamer doonk...
Musim Jamur.
Nah ini lagi, musim yang ditunggu-tunggu oleh kami yaitu musim jamur. Musim ini ditandai dengan adanya hujan dan jagung yang mulai tumbuh dua meteran tingginya. Jamur biasanya banyak ditemukan di sekitar ladang jagung.Ada jamur bulan, jamur tanduk, utah jamur (muntah jamur) yaitu jamur kecil-kecil yang jumlahnya banyak.
Biasanya kami berlomba-lomba untuk berangkat sepagi mungkin. Blusukan diantara tanaman jagung demi menemukan calon santapan siang yang paling nikmat ini.
Tak perduli baju yang basah kena embun pagi. Dan juga tak perduli kaki yang kotor oleh tanah yang lengket, karena biasanya sendal atau sepatu kami buka.
Baca juga: Cara Menangkap Udang Secara Tradisional.
Zaman dulu, kita mah bebas kalo pergi ke sekolah, mo pakai sepatu silahkan, mo pake sendal gak apa-apa, mo nyeker gak ada yang larang. Maklum, ekonomi belum seperti sekarang.
Nyari jamur ini tergantung kesepakatan. Ada yang pergi sendiri, tujuannya jelas, agar saingan tidak ada.
Tapi ada pula yang perginya ramai-ramai, biasanya biar "haneteun" atau biar tidak kesepian.
Kalo nemu si jamur, biasanya kita akan teriak "Dok". Artinya kita sedang memploklamirkan bahwa jamur ini milik saya, orang lain tidak boleh menyentuhnya.
Baik nemu satu biji atau nemu banyak jamur-jamur yang ada di sekitaran jamur utama yang kita temukan.
Yang lucunya walaupun kita sendirian terkadang kita tidak sadar untuk meneriakkan kata "Dok" ini. Mungkin karena sudah kebiasaan.
Nah karena keasikan dan rasa penasaran yang tidak terpuaskan untuk menemukan jamur ini hingga membuat kita lupa waktu.
Dateng ke sekolah guru dan murid-murid lain sudah datang. Ya berarti kita atau rombongan kita judulnya terlambat.
Apa jadinya? Kita disetrap! Disuruh berdiri satu kaki sambil menjewer telinga temen. Hadeuh bikin malu aja apalagi kalo diketawain temen-temen, tambah keki.
Inilah salah satu Kisah menarik anak sekolah zaman dulu kala. Mungkin di pelosok Indonesia yang lain masih ada kelakuan-kelakuan seperti kami waktu kanak-kanak ini.
Bisa iya bisa tidak, entahlah. Yang pasti masa kecil kami lebih bahagia daripada masa kecil kalian yang ada di kota. Salam hangat.