-->

Kisah Inspiratif Bertemu 3 Orang Unik

Artikel Kisah Inspiratif bertemu 3 orang unik ini bercerita tentang pertemuan dengan orang yang punya pemikiran hidup yang tidak biasa.
Kisah Inspiratif Bertemu 3 Orang Unik - Jalan-jalan itu selain buat penyegaran mental bisa juga mendapatkan hal-hal baru. Seperti pemandangan yang indah atau bertemu dengan berbagai karakter orang yang berbeda. Kita semua tahu itu.

Oleh karenanya banyak orang yang senang untuk melakukan perjalanan. Baik untuk wisata alam atau bisa juga wisata agama disebut juga dengan ziarah.


3 Kisah Inspiratif.

Penulis di sini membagikan kisah pertemuan dengan orang yang punya karakter unik. Dimana mereka mempunyai cara pandang hidup yang berbeda. Mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari kisah ini. Kita mulai.

Kisah Inspiratif Peziarah Makam Sunan Gunung Jati.

Penulis pernah mengunjungi makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Saat masih muda. Waktu lagi senang-senangnya mengunjungi tempat-tempat yang baru dan terkenal. Dan kebetulan nasib membawa saya ke sana.

Kisah ajaib bertemu 3 orang unik

Pertama kali tiba di daerah itu ada beberapa hal yang menarik. Diantara keunikan tempat ziarah ini adalah kuburan yang sangat tua di bukit Jati. Banyak sekali kuburan orang zaman dahulu dengan berbagai nisan dan tembok batu yang cukup asing dan mempesona bagi saya.

Ada juga Gentong yang sangat besar di depan masjid Sunan Gunung Jati. Gentongnya terlihat sudah berusia sangat tua sekali. Mungkin peninggalan sejarah ini sama tua usianya dengan bangunan mesjid tersebut. Senang sekali rasanya bisa melihat saksi bisu perjalanan penyebaran Islam di Cirebon ini.

Ketika masuk ke dalam mesjid, terlihat ada beberapa keramik yang menghiasi dinding mesjid. Saya tidak bertanya tentang informasi resmi mengenai hal ini. Namun waktu itu saya berkesimpulan bahwa benda tersebut berhubungan dengan isterinya Sunan Gunung Jati yang orang China.


Pengunjung Mempunyai Kisah Ajaib.

Dan semua hal yang menakjubkan itu ditambah dengan satu pengalaman yang unik. Bertemu dengan orang yang cara pandang hidupnya berbeda dengan orang kebanyakan..

Waktu itu kita bertemu di warung makan. Saat makan malam telah tiba. Ceritanya lagi kelaparan. Posisinya di sebelah kanan mesjid Sunan Gunung Jati kalau dari arah datang. Masuk lewat gang kecil.

Di tempat itu ada dua orang sedang makan di bangku depan. Saya ikut gabung dengan mereka. Ternyata kedua orang itu berasal dari daerah Jawa. Sambil makan kita bercakap-cakap. Begini kira-kira obrolannya.

"Mas sudah lama di sini?" tanya saya.

"Empat bulan," jawab orang itu. Sebuah jawaban yang membuat saya heran. Kok bisa mereka lama tinggal di tempat asing.

Dan yang paling membuat saya penasaran adalah tentang berapa ongkos yang mereka miliki untuk biaya hidup mereka di sini. Bayangkan, empat bulan loh.

"Berarti banyak bekalnya dong Mas?" tanya saya polos. Maklum masih muda. Apa yang ingin ditanyakan ya langsung dikeluarkan. Padahal kalau sekarang, mikir dulu. Takutnya pertanyaan itu bersifat pribadi dan menyinggung.

"Waktu datang ke sini. Seminggu saja bekal sudah habis," jawabnya. Tentu saja sebuah jawaban yang makin mengundang rasa penasaran.


Penasaran Kisah Unik

"Kok bisa bertahan sampai sekarang. Bagaimana ceritanya?" kejar saya dengan rasa ingin tahu yang besar.

"Allah yang kasih," sahut orang itu pendek.

"Maksudnya gimana?" bingung saya mendengar jawaban orang itu.

"Jadi gini. Seminggu setelah bekal habis, untuk makan kita ngambil sisa-sisa makanan di parkiran. Para peziarah biasanya membawa makanan. Entah berupa kotak nasi atau apapun. Nah sisa makanan yang tidak habis itulah yang kami makan. Ini terjadi sampai seratus hari lamanya," jawabnya sambil melahap makanannya.

"Habis itu bagaimana?" saya coba mengorek lebih dalam lagi.

"Setelah itu Allah sering menghantarkan makanan kepada kami," sahutnya pendek seperti sedang memancing saya untuk terus bertanya.

"Bagaimana ceritanya?" tentu saya penasaran.

"Gini, misalnya kita sedang diam di mesjid. Tiba-tiba ada bau makanan dari luar yang tercium oleh kita. Dalam hati kita merasa ingin makanan itu. Eh, ada yang ngirim makanan." Saat itu dia sudah selesai makan.

"Kemudian suatu waktu ada orang yang tidak dikenal menitipkan motor pada kami. Padahal sudah kita tolak dan bilang bahwa kita bukan orang sini. Ternyata orang itu tetap maksa menitipkan motornya. Terpaksa kami terima. Ketika beres, si penitip ngasih uang pada kita. Begitulah ceritanya," lanjut dia.

Namun sayang jawaban itu adalah akhir dari obrolan kami. Karena kedua orang itu kemudian pamitan kepada saya. Sayang, padahal saya masih ingin menggali pengalaman mereka lebih jauh. Tapi ya sudahlah, mau gimana lagi.


Inilah kisah ajaib orang pertama. Dulu saya kagum dengan cara pandang hidup mereka. Namun kini setelah mengalami berbagai pengalaman dan ilmu tentu kehidupan. Saya merasa kurang setuju dengan mereka.

Petualang dengan Kisah Inspiratifnya.

Ceritanya lagi di stasiun kereta api, Purwakarta. Mau ke Bandung dari Karawang. Pas lagi nunggu kereta dari arah timur, eh ketemu dengan seorang pria muda.

Dia membawa tas kecil di punggungnya. Waktu itu kebetulan kita duduk satu bangku di depan toilet umum. Mungkin karena senasib, sama-sama sedang menunggu kereta, akhirnya kitapun mulai ngobrol.

"Mau ke mana Mas?" tanya saya membuka percakapan.

"Mau ke Jawa," jawab dia.

"Memang habis dari mana?" lanjut saya.

"Dari Sumatera," sahut dia.

Kemudian dia cerita kalau perjalanannya selama ini tanpa bekal yang cukup. Saya agak bingung dengan pengakuannya, sedikit penasaran sayapun bertanya:

"Terus naik kapal, bayarnya pakai apa?"

"Pakai koran," jawabnya.

Percaya gak percaya saya dengan jawaban dia. Bagaimana mungkin bisa bayar kapal laut dengan koran. Tapi begitulah jawabannya.

Kemudian dia berkata:
"Kalau kamu mau, ini tas akan saya berikan buat kamu."

Tentu saja saya tambah heran dengan pola pikirnya. Dia tidak punya bekal tapi mau memberikan cuma-cuma tas miliknya. Orang yang unik, pikir saya.

"Terus gimana dengan kamu?" maksud saya kalau tas itu dikasih gratis dia kan jadi lebih repot. Bukankah lebih baik kalau tas itu dijual saja untuk ongkos perjalanan.

"Tenang. Semua di dunia ini milik Allah," jawabnya enteng. Maksud dia, kalau ada pohon mangga dan kebetulan dia lapar ya tinggal metik saja. Gak perlu minta izin sama yang punya. Suatu prinsip yang ngawur. Tapi begitulah cara pandang dia.

Bertemu dengan orang ini saya merasa heran. Ternyata ada orang yang merasa mengenal dekat Tuhan tapi tingkah lakunya malah melanggar larangan Allah.


Kisah Inspiratif Peziarah Makam Syekh Abdul Muhyi.

Suatu waktu nasib juga membawa saya ke Pamijahan, kota Tasikmalaya. Tujuannya adalah berziarah ke makam Syekh Abdul Muhyi.

Beberapa hal unik saya temui di sana. Dimulai dari para pedagang sepanjang gang yang tidak menunggui dagangannya. Kalau dipanggil baru ke luar.

Padahal orang yang lalu lalang di gang itu ramai. Karena para peziarah datang dan pergi. Jika ada yang niat jahat dan mengambil barang dagangan sambil lewat sepertinya tidak akan ada yang tahu. Unik sekali keadaan ini.

Lalu larangan ngudud di sekitaran makam dalam radius tertentu. Jadi jika ingin ngudut ya harus melewati garis larangan tersebut. Kalau yang berdiam cukup lama di sini harus bolak balik melewati garis batas yang ditetapkan.

Kadang kita geli sendiri. Duduk depan garis, sambil mulut ngebul, terus nyemburin asapnya ke belakang. Tujuannya agar tidak melewati garis. Eh angin malah meniupnya ke dalam garis larangan.

Kitanya jadi was was, apakah kita telah melanggar pantangan. Apakah kita akan mendapatkan malapetaka. Pengalaman yang bikin ketawa sendiri ketika mengingatnya kini.


Cerita Kisah Ajaib.

Keunikan-keunikan tersebut ditambah lagi dengan pertemuan saya dengan seorang pemuda di mesjid. Katanya dia orang Jawa. Kemarin habis dari Banten disuruh oleh gurunya. Dia sudah tinggal selama sebulan di situ.

Dari Banten katanya dia jalan kaki ke Tasikmalaya ini. Sebuah pengakuan yang membuat saya heran dan takjub. Kok ada yah orang yang seperti ini. Saat ini dia sedang dalam perjalanan pulang ke tempat asalnya.

Sama dengan kisah di Cirebon, saya juga penasaran dengan bekal yang dia miliki. Namun tidak saya tanyakan karena saya tahu pasti dia tidak punya. Namun yang saya heranin bagaimana dia bisa melewati hidup tanpa ada bekal di saku.


Mentraktir Makan.

"Mas, nanti kita makan di warung belakang. Tenang nanti saya yang bayarin," katanya waktu kita lagi lesehan di mesjid.

Sebuah ajakan yang tentunya membuat saya terkejut. Bukankah dia tidak punya bekal namun kok bisa dia mentraktir orang lain.

"Emang Mas punya duit darimana?"

"Ada orang yang ngasih," jawabnya.

Oh ada yang ngasih, pantes dia bisa mentraktir orang lain, pikir saya. Dan saya pun menyetujui ajakan dia.

Tiba waktunya makan malam. Kita berjalan ke belakang masjid. Disitu ada sebuah warung makan kecil. Lumayan banyak pengunjungnya. Sepertinya peziarah juga.

Kita duduk di bangku depan. Si pemuda ini mengambil singkong rebus lalu memakannya. Sedang saya diam saja. Menunggu dia pesan makanan dan kemudian nawarin.


Salah Sangka.

Namun, tunggu punya tunggu. Si pemuda ini tidak juga memesan makanan. Hal ini sedikit membuat saya kesal. Lagi lapar, eh lihat orang makan. Gimana gak gondok. Sabaar, pikir saya.

Ketika rasa kesel mulai merangsek, si pemuda itu ngomong: "Ayo Mas makan."

Apa...? Jadi yang dia maksud makan malam itu ya makan singkong rebus ini!!!

Tak terasa saya terharu. Ini adalah orang ajaib. Duitnya hanya sedikit dan itu adalah uang terakhir yang dia miliki. Tapi masih mau bersedekah kepada orang lain.

"Ayo Mas kita makan nasi. Nanti saya bayarin," ucap saya dengan penuh rasa haru. Kini posisinya terbalik, yang nraktir malah ditraktir.

Saat itu bekal perjalanan saya sedikit. Namun masih bisa buat makan dan ongkos pulang walau pas-pasan. Jadi kalau ada apa-apa, bisa berabe. Tapi tak apalah, traktiran saya tidak sebanding dengan pengalaman bertemu orang hebat ini.


Penutup Kisah Inspiratif.

Kini saya tahu kenapa peziarah ini bisa hidup di sini. Karena dia mau bersedekah. Inilah salah satu contoh kisah ajaib sedekah.

Baca juga: Kisah Gila Petualang Curug Cigentis

Demikian Kisah Inspiratif Bertemu 3 Orang Unik. Pengalaman yang telah mewarnai cara pikir saya tentang hidup. Semoga ada yang bisa menjadi ilmu dan pelajaran bagi para pembaca. Jangan ragu untuk komentar di bawah. Dan follow blog ini. Salam hangat.
LihatTutupKomentar